Seach What Do you Want

Monday 18 October 2010

Pendidikan Islam dan membangun/mengembangkan jati diri



 Dari sesuatu yangtidak ragukan , sesungguhnya to’at kepada Allah dan beribadat kepada-Nya itu membutuhkan kegiatan badan, oleh karena itu tertulis di dalam hadits yang mulia, “sesungguhnya Allah lebih suka dengan orang muslim yang kuat, daripada orang muslim yang lemah”. sesungguhnya menacat-nacat atau bunuh diri itu merupakan gangguan diri, dari perkara yang mengakibatkan hukuman yang di haramkan oleh syari’at, baik di dnia dan akhirat, dan segala sesuatu yang terdiri dari sholat, puasa dan beribadah haji itu menggiatkan dan menghadapkan diri kita kepada sungguh-sungguh atas pemberian-Nya, dan sesungguhnya kesulitan orang yang menyusui dan merawat anak-anak, memberinya nafkah dan menjaganyabitu merupakan suatu perkara yang memaksa seorang ayah atau penggantinya, atau sebuah Negara terhadap pemerintahnya.
Kemudian islam menganjurkan kepada sebagian perkara yang menguat kan badan, seperti memanah, berkuda, berenang, menyuruh utusan untuk membiasakan permainan mereka dengan berperang, memanjangkan kamarnya, serta menjaga dan merawatnya yaitu yang di lakukan oleh Sayyidah Aisyah. Suatu ketika Rasulullah bergulat dengan kaumny, maka kaum tersebut membanting Rasulullah, dan Aisyah melihatnya. Dan setelah selesai sholat maghrib, para sahabat merusak dan melemparkan dan merusak anak panah, sehingga berkatalah ibnu hadij”saya solat maghrib berjamaah bersama Rasulullah, dan salah satu dari kami pergi karena ia tidak sabar pad tempat duduknya, dan Rasulullah berdiri dikuda, ” . seperti yang kita lihat, pendidikan islam mengumpulkan konteksnya dalam membangun diri, dan merawat luka, tetapi tetap kembali kepada kesungguhan, contohnya, sebaik-baiknya  manusia sebaik-baiknya masyarakat yang takut bencana dan ketertinggalan.
 Pendidikan islam sebagai lantaran kepada kesungguhan diri
 Yang pertama adalah menunjukkan sesuatu yang diridlhoi Allah, dari petunjuk segala sesuatu yag tidak terlihat, serta berjihad di jalan Allah.
Yang kedua adalah takut terhadap semua perkara yang dibenci Allah, segalah sesuatu yang menyebabkan siksaan dan bencana atau gangguan yang akan menimpanya kekuatan serta tempat tinggalnya.
  1. pendidikan islam dan membangun pikiran/pemikiran
sudah dijelaskan oleh Quran, terciptanya akal karena kekuasaan Allah, dan tertentu pada tahap penciptaan manusia di dalam wujudnya, itu hanya dengan kekuasaan Allah semata, yang berhak kepada hambanya, dan memalingkan pandangan mereka kepada perumpamaan pada hari pembangkitan di akhirat pada awalnya penciptaan, serta generasi awal supaya mereka taat mensiasati akal pada akidah yang sehat, dan bagiannya dan perintah berfikir dalam penciptaan langit dan bumi, dan dilihat dari sejarah kaum-kaum salaf, serta diturunkannya Quran untuk menukil maknanya dan ketentuan ayatnya, dan memungkiri agama yang tidak menerapkan pemikiran serta pemahaman yang sehat, dan pendengaran yang tuli, bisu dan buta, karena mereka tidak pernah berfikir dengan apa yang di ciptakan untuk mereka sera yang mereka lihat, dan ayahnya mengatakan apa yang benar yang menyertai pikirannya dengan berfikir dan berangan-angan, dan mereka buta dari pndangan yang benar dan adapun yang diberikan kepada mereka dari ayat-ayat Allah di dalam angan-angan, sungguh dari di dapat dari pemikiran sebelah mereka.
Walaupun kita perinci ketentuan ayat-ayat yang datang dari kalimat ta’qilun dan ya’qilun pada kejadiannya (46) ayat atau tempatnya di dalam Quran (14 datangnya pada kalimat (yatafakkarun tatafakkarun ) yang diletakkan pada kalimat (yafqohujn) dan pada setiap ayat datang ada kalanya menganjurkan dan berfikir, adapun yang berbicara selain agama yang dikehendaki untuk berakal dan berfikir, dan di datangkan pada ketentuan pada Qur’an pada empat tempat di dalam Qur’an.
Dan pengkhususan pada kitab ringkasan ceramah, dan mengkhususkan pada ketaqwaan, I’tibar dengan anjuran Quran dengan dalil ketetapan Allah atau dengan berdzikir, beribarat kekhususan, serta petunjuk 16 kali, dan telah kita ketahui bilangan dari berbagai ayat dari bagian pondasi pendidikan islam.  
Dan seperti itulah pengawasan islam, di jalan kebenaran sesuatu, yaitu iman kepada Allah dan tunduk kepada-Nya, dan mengingat keagungan seperti yang kita lihat  pada penciptaan manusia, mengajak kita untuk membiasakan diri untujk beramal yang benar dan bersifat menerima, dan mengerjakan kebiasaan dan membantu dari segi penjuru bicara, seperti yang disarankan kepada kita mengambil dari segala sesuatu yang disediakan Allah, dan mempelajari adanya kekuatan yang disengaja untuk mengetahui lalu mengamalkannya, maksudnya semua itu membangun akal pada mulianya dasar pembentukan tetapi tidak didengar untuk akal yang terbelakang dan kesombongan dari belakang sesuatu yang benar, dan tuli dari pendengaran saran, dari jalan ketetapan dengan tingkah syahwat dan memboikot dan berulang-ulang mengganti di dalam kejelekan dari ketetapan ajal, harta, jabatan, atau kepemilikan yang menjadikannya membelakangi kebetilan, dan lain-lain
Pendidikan islam membangun akalpada pemikiran yang benar, rendah hati, selamat dengan kebenaran dan dapat dipercaya, dan menetapkan diri pada kebaikan, bukan pada hawa nafsu, dan mengunggulkan sesuatu yang diketahuinya, tidak hanya dengan ilmu kasat mata tetapi dengan menjalankan apa yang benar-benar sudah diketahui pada semangat pendidikan pada sebagian pondasi islam tetap dengan seseungguhnya pendidikan islam itu sendiri, dan tidak kurang dari itu, pada pembentukan akal, tetapi prosedurnya jauh dari jangkaun pembentukan akal seperti jangkauan pembentukan diri, dan itu dihadapkan kepada sekitar akal dari sekitar pendidikan, seperti yang kita lihat, contohnya kehancuran pikiran dan amanah, dan menetapkan amaliyah, contohnya berbuat baik untuk mendapatkan rido Allah di dalam prosedur dan ayat-Nya dan ciptaan-Nya , dan sebagian dari hawa nafsu dan ikut pada orang bodoh, dan mengambil dalil dan pengetahuan yang diyakini, dan sebagian dari prasangka.


C. Pendidikan Islam dan Perkembangan Masyarakat
Pengaruh islam meliputi sekitar masyarakat dan sekitar pendidikan itu sendiri
Makana membangun masyarakat
Yang dimaksud dengan membangun masyarakat dan pendidikan sekitar masyarakat itu sendiri merupakan merupakan masa yang bermakna penting
  1. membangun si’ir masyarakat atau yang lebih dikenal dengan lagu daerah, dan condongnya fitroh masyarakatan yang suka dengan keragaman.
  2. Membangun tradisi kebaikan masyarakat, dan segala kebutuhannya dari kebiasaaan hidup bersama masyarakat, dan mengetahui segala yang dilarang oleh masyarakat itu sendiri, dan apa yang diperbolehkan, dan apa yang harus dilakukan oleh individu, dan kebiasaan tingkah laku di dalam masyarakat, dan tata ktama hidup bermasyarakat (social society).
  3. Membangun gambaran masyarakat yang penuh pemikiran dan petunjuk hidup bersama yang tumbuh di dalam pribadi masing-masing, keberuntungan pendidikan masyarakat yang ditemukan, dan perserikatan di dalam perjanjian umat atau berbakti kepadanya, atau di dalam kehidupannya yang bermasyarakat, atau jihad yang mereka sengaja menuju kemerdekaan, atau misalnya kita akan memperoleh kelangsungan pendidikan islam, dengan petnjuk suatu nama, pada arti sekitar masyarakat.
Pendidikan insane yang ikhlas adalah tunduk dan beribadat kepada Allah saja, disegala hal yang berakhirkan terbentuknya beberapa kesenian masyarakat yang mempermasalahkan tahun paceklik yang dibuka dengan perubahan, dan awal mula yang diketahui oleh masyarakat, sesungguhnya masyarakat itu ada untuk keanekaragaman masyarakat dari individu, dan persekutuannya untuk membentuk petunjuk dan sesuatu yang benar, yang memahamkan mereka dengan kefahaman dan memberitahukan kepada mereka semua, maka diambillah pemahaman tersebut dari mereka dengan sebuah ikatan yang mengikat semua individu, dan saling mengerti satu sama lain, dan mencintai pola hidup mereka yang bersekutu, saling tolong menolong, dan saling melengkapi.
Dan petunjuk inilah yang member tahu kita pada pendidikan islam, dari keutamaan persatuan yang tidak mementingkan pribadi masing-masing, dan menguasai hati dan pikirannya dengan kekuasaan yang jelas dan tidak mengambang, tetap tidak berubah selama seseorang menjanjikan dengan kejelasan sesuatu yang dibutuhkan dari tingkah laku pengamalannya, dan dari kegaduhan dan ketetapan hidup, dari segala sesuatu yang kita lihat dari gambaran islam itu sendiri dan adanya islam untuk hidup, dari beberapa rukun islam, dari segala pondasi pemikiran, pengabdian dan syari’at hidup untuk pendidikan islam, dan sudah kita tunjukkan kepadanya pada paragraph pertama, mengambil silsilah dari gambaran persekutuan pada masyarakat yang islam, tetapi pada gambaran yang sempurna pada semua masyarakat, selain islam dengan ideolologi, penjelasan dan kekuasaan, dan ketetapan dan keaslian dan pengetahuan.
Maka diantara nereka kita temukan yang lain, yang mempertemukan masing-masing dan saling mengisi, serta saling menunjukkan persekutuan masyarakat, dengan saling mengisi orang yang belum tahu serta semangat meminimalisir kebodohan, kita temukan bahwasannya pendidikan islam mensyaratkan permulaan seorang pribadi memiliki sifat menerima, berfikir, kemudian menyatu dengan masyarakat di dalam pengabdian yang telah dijanjikan, dan dari sudut pandang menerima dan menjelaskan petunjuk untuk bergabung, dan tradisi membangun petunjuk ini, dan penyempurnaan daerah sekitar dengan semangat menunjukkan masyarakat itu sendiri, di dalam kumpulan gema takbir idul adha, dan di dalam sebagian membunuh pada saat jihad, dan sebagainya, solat jama’ah, dengan satu gerakan, dan solat yang telah kita lakukan, serta khutbah  masyarakat, serta shalat lima waktu yang dilakukan dengan dengan senang berjama’ah.
Dan seperti itulah yang kita jumpai dalam golongan islam, yang menyiarkan dari peradaban muslim serta pemikirannya, dan awal prosedur tingkah laku masyarakat, dan mendamaikan antar individu, yang tidak bias menerima atsarnya pada sesuatu yang ditemukan masyarakat, tetapi mengawalinya  dengan sesuatu yang jelek yang dari segi individu dan masyarakat.
Dan bagi masyarakat pendidikan islam, mengatasi besarnya masalah tersebut dengan aqidah dan syari’at, yang member kebebasan kepada masyarakat, dan konsep ini tidak menurunkan apa yang diatasinya, selagi mereka masih berserah diri kepada Allah, yang menggantikan masyarakat pada pemahaman yang benar, menasehati dan mencegah dari perbuatan salah, dan menjaganya dari segala kegelisahan, serta petunjuk dari Qur’an dan hadits.
Dan pendidikan islam, dengan petunjuk kebersamaan yanitu ikhlasnya hati untuk beribadat kepada Allah, pemikiran satu yang mengakhiri prosedur dengan petunjuk suatu nama, maka semua manusia membangun untuk bersatu, yaitu kebebasan beraqidahkan tauhid, dan menggambil suatu keputusan dengan benar dan mencegah dari kejelekan, dan itulah kebiasaan orang arab sebelum islam yang tidak diketahuinya letak kebebasan pada suatu umat sampai diturunkannya Al-Qur’an
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali-Imran 110)
Seperti firman Allah
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati  (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”.
Sesungguhnya sebagian orang mukmin itu menjadi wali dari sebagian yang lain, dan tidak boleh mengambilnya (wali tersebut) selain orang islam saja, karena temannya iman itu adalah kekuasaan.
Dan oleh sebab itu, pendidikan dapat diartikan bagi pemula dengan pengharapan pendidikan untuk membangun masyarakat, pada pondasi petunjuk nabil, tidak pada unsure yang didalamnya terdapat kedzoliman, dan tidak untuk menghimpun sesuatu ynag lain, untuk mensunyikan dari sesuatu yang lain, dan perhitungannya adalah pendidikan islam itu untuk agama, dan tidak untuk bahasa dan kaum.
D. Pendidikan islam dan cinta tanah air
Makna cinta tanah air menurut pendidikan barat dan kebenarannya
Perbedaan pendidikan islam dengan yang lain adalah menjadikan petunjuk untuk menemukan komunitas pendidikan tersebut kepada cinta tanah air, cinta tanah air menurut islam ghorbi adalah pengembangan komunitas yang saling mencaci satu sama lain,yang menunjukkan perpecahan, dan pada hakikatnya kebenaran cinta tanah air adalah sebuah komunitas dan pengawasannya dan ketenangannya.
Cinta tanaha air didalam perkumpulan kaum, yaitu membantu dalam pengawasan umat dari kaum tersebut, walaupun penafsirannya menunjukkan penjajahan kaum yang lemah. Membunuhnya, dan merampas harta kekayaannya, dan cinta tanah air, menurut menurut golongan suyu’i adalah mendahulukan alat produksi jangka pendek dengan memberatkan keputusan hakim, menagungkan dan mengambil keputusan hakim (sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah QS Ali-Imron 64) maksudnya mengambil keputusan hakim, memberlakukan keputusan hakim dan membesarkan selain Allah, takluk kepadanya, mengagungkannya,serta segala sesuatu yang berkaitan hidup mati dan rizki ada ditangannya.
Mewujudkan cinta tanah air adalah menjalankan komunitasnya pada jalan haq dan bathil, dan ini sebenarnya tidak pantas diterapkan didalam pendidikan, dan tidak untuk kelangsungan hidup kelompok yang selamat dari penggambaran dari kerjasama untuk mengumpulkan kelompok yang lurus.
Kedudukan Pendidikan Islam
Adapun pendidikan islam adalah menunjukkan kedudukan tarbiyah untuk menguatkan dan mengumpulkan orang islam, yang membenarkan didalam Meng-Esakan Allah, dan membenarkan dengan sebenar-benarnya setiap keutamaan hidup bermasyarakat dari tolong menolong, solidaritas dan cinta kasih. Seperti memikiran kebutuhan manusia dengan mengumpulkannya tatkala tatkala lupa, dan kebutuhan pada anggota. Dan cenderung pada  penguasaan dan kemuliaan umat, pemikiran keseluruhannya, tanpa penjelasan yang sesat dan  tergesa-gesa, atau kepatuhan orang awam. Atau menyengaja pada kecintaan pada diri dan kaumnya sendiri, maksudnya dirinya dan kaumnya bersatu, dengan membandingkan antara pendididkan jasmani dan secara fardu, dan ppendidikan rohaniyah secara bersamaan, mengutamakan salah satunya dari yang lain atau mengutamakan dari salah salah satunya dari kebajikan dan dari berbakti kepada Allah dan membenarkan syari’at-Nya dan memperbaiki kesalahan dan istiqomah dalam hidup.
H. Pendidikan Islam dan menunjukkan Mudahnya Rizqi
Mayoritas sebab yang diketahui dan yang diambil kebanyakan orang dijalan mewujudkan pekerjaan atau memudahkan riski komunitas orang mukmin itu sudah ditetapkan, tetapi dalam hal pendidikan sesmuanya itu diringkas, dari kesulitannya mencari, dan memuliakan manusia dari sudut pandang penciptaan dan adanya pemikirandan meminimalisir sahwat seseorang untuk menghambur-hamburkan harta. Dan kemewahan dan kemakmuran.
Oleh karena itu, tidak ada hubungan sesungguhnya pendidikan yang dihadapkan pada petunjuk, dan tidak dikatakan dengan insting segala harta, dan suka pada kemakmuran sekira ada ketetapan.
Maka islam menjadikan islam sebagai media untuk mendapatkan harta, mulai dari menyembah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, tatkala seseorang menyengaja untuk menginfakkan keluarganya atau dirinya sendiri atau bahkan orangorang miskin, atau menyengaja mengeluarkan zakat atau menanam yang nantinya dinikmati oleh manusia itu sendiri.
Dari Abi Mas’ud Al-Anshory dari Nabi SAW
“Tatkala orang muslim menafaqohkan ahlinya dan dia merasa senang, maka nafaqohnya tersebut menjadi sodaqoh”
Dari Abi Huroiroh, dari Nabi SAW
“orang yang menjadi kurir para janda dan orang-orang miskin, niscaya pahalanya seperti orang yang jihad dijalan Allah, ketika malam ia bertahajud, dan ketika siang ia berpuasa”
Dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW
”Barang siapa yang menananm tanaman, dan tanaman tersebut dimakan burung, manusia, atau hewan liar, maka tidak ada pahala baginya kecuali shodaqoh”
Seperti itulah yang bisa kita lihat, yang ditunjukkan oleh pendidikan islam, yaitu bagaimana  kita beribadat kepada Allah, dengan sunhhuh-sungguh, dengfan mengamalkan pendidikan di daerah sekeliling kita, dan bagaimana pula kita kita berfikir tentang diri kita sendiri, bergaul, menyendiri dan merenungi ruh. Teranglah sudah apa  yang ditunjukkan oleh pendidikan islam. Karena pada dasarnya semua itu adalah petunjuk Allah, dan petunjuk Allah tidak semata-mata dating kecuali :
1.      Kesempurnaan yang bersifat kontinyu, dari sifat sempurna-Nya Allah, yaitu diberbagai media masa, yang dijauhkan dari sifat kurang, dan seperti yang kita hadapi, misalnya keutamaan seorang manusia, yang lebih utama dibandingkan golongan atau individu yang lain.
2.      Hidup tolong menolong, pribadi yang manusiawi, dan sebagainya
3.      Universal bagi semua manusia, manusiawi, yang tidak memiliki sifat khusus, mengartikan kaum secarqa luas, bukan secara khususs
4.      Tetap shalih pada kemajuan zaman yang terus menerus yang mana semua itu dari Allah.
5.      Exist dalam fitroh manusia, yang mana fitroh manusia tersebut tidak akan pernah termakan oleh zaman, walaupun dirinya itu sendiri, walaupun dia merupakan musuh suatu golongan, walaupun dia merupakan kulit dari darah dan daging, dan keberadaannya merupakan sahwat dan insting.walaupun dia adalah manusia yang akal, kejadian, dan kudratnya ditakdirkan baik atau buruk.
Itulah yang ditunjukkan oleh pendidikan islam, yang dijagadari  segala sesuatu yang akan turun dan yang akan ditolak, serta fitroh, yang  kesemuanya telah dihadapkan, misalnya sifat LUHUR. Misalnya beribadat kepada Allah, yang Menciptakan manusia, dan kepadan-Nya lah kita semua akan kembali.
6.      Itu tadi menggambarkan tentang kesuburan yang terlahir dari sebuah tumbuhan yang memiliki buah bagus, dan tidak ada jeleknya sedikit pun, karena tidak dapat ditemui didalam fitroh. Dan tidak dapat dipungkiri oleh kesungguhan manusia, tetapi menetapi pada perbuatan yang baik. Dan mereka menolaknya, dan segalanya dipenumhi oleh kekuasaan mendahulumkan pribadi, komumnitas dan individu.
7.      Iytulah penjelasan yang jelas juga memahamkan dan masuk rasional semua manusia, yang memang pantas untuk fitroh nafsiah dan aqliyah, yang merupakan simpanan, persepsi dan mumpuni. Yang mengubah penjagaan dan mencari semuanya.
8.      Yang kedelapan adalah yang membelok dari pertimbangan dan pertolongan, dan tidak adanya kesengajaan antara sekeliling hidup manusia, tetapi diantara keduannya ada kecocokan didalam satu tingkah yang berbuah pada cabang-cabang yang dikumpulkan disekeliling kita semua.
9.      Petunjuk yang didatangkan, yang berlaku tunduk pada akibat didalam bertingkah laku semua manusia yang berbeda peradaban dan tempat tinggal(penduduk).
10.  Petunjuk keelastisan, yang bisa menyesuaikan diri dari berbagai tingkah dan perbedaan, seperti adanya penyesuaian diri manusia didalam perbedaan idiologi selama perbedaan itu menjadi motivasi mereka untuk jalan hidup mereka, dari segi bercocok tanam, berdagang dan berniaga.
11.  Dan ini lebih penting dari berbagai petunjuk pendidikan islam yang memenuhi berbagai tingkah pendidikan n islam, maka adanya berbhagai ketentuan dan kesempurnaan pendidikan ini, berbeda dengan pendidikan yang lain.
Pentingnya pendidikan agama (makana khusus)
Dalam perspektif kebenaran pendidikan islam
Menyengaja pendidikan islam dengan kurikulum madrasah, apa yang di ajarkan berbeda dengan tingkatan dari Qur’an, tauhid, hadits, fiqh dan tafsir, peradaban islam dan kisah perjalanan nabi.
Komitmen ini dibuat untuk kesempurnaan pendidikan yang telah melupakan islam dari berbagai sudut pandang pribadi, kelompok, batin, tingkatan, serta pemikiran, dan membenarkan dalam hal beribadat kepada Allahdengan segala sesuatu pada keseluruhan hal yang diambil dari makna menunjukkan, dan dari segala sesuatu yang mengenai kebutuhan kita didalam kaidah hidup, akal dan pemikiran.
A.     Adapun pendidikan dengan Qu’ran yang mayoritas adalah dengan kemahiran dan pemahaman, dan melafalkan serta mempelajarinya, dan begitu juga di dalam segala hal yang berkaitan dengan beribadat kepada Allah, dan petunjuk dari segala sifat kesempurnaan-Nya, dan takut(berbakti) kepada-Nya, dan mentaati segala perintah-Nya serta tunduk kepada-Nya.
Maksudnya pendidikan Qur’an apabila dalam taraf pembenarannya itu tercantum dari sifat keutamaan rasul dan pembenaran petunjuk sebuah nama Karena pendidikan islam, hasil akhir dari pendidikan islam sendiri merupakan dasar pendidikan dan proseduralnya.
B.     Pendidikan yang mengadopsi pendidikan Nabi, dan kesempurnaan beribadat kepada Allah, ikut kepada Nabi, dan berkeinginan untuk beribadah dan pengamalan dan mengubah pola hidup dari petunjuk yang telah diberikan oleh nabi yang diutus Allah supa kita berbakti dengan izin-Nya, adapun pelajaran tentang hadits dan perjalanan kisah Nabi, bisaanya ikut kepada Nabi, karena kesemuanya itu turun dari (Tuhannya), karena sesungguhnya nabi itu menjelaskan Qur’an dan mentafsirkan syari’atAllah, oleh karena itu kebenaran berbakti dan tunduk kepada Allah tidak akan sempurna kecuali kita ambil dari petunjuk Nabi Muhammad SAW di berbagai hal, dan dari segala hal yang berhubungan dengan berbakti kepada Allah, dan dari prasangka prsedural hidup.
Dan prosedur ini wajib tatkala diperlukannya ilmu hadits dan kisah perjalanan Nabi
C.     Pendidikan iman di dalam mempelajari ilmu tauhid: iman bisa bertambah karena dengan berbakti kpd Allah, mmembaca Qur’an, mengharapkan rahmat Allah dimanapun berada, dan dasarnya iman adalah faham akan rukun-rukunnya, dan menyadari artinya, membenarkanya, dan percaya  yang mementingkan istiqomah dalam berperangai, pada dasar kebenaran hati, dari makna iman.
Pendidikan iman di awali dengan terangnyam petunuk untuk sebuah nama untuk pendidikan islam, maksudnya adalah terang yang diambil dari makna wahyu, makna ketuhanan, dan airti pengabdian manusia kepada Tuhnnya yang Esa, dan apakah itu sifat KeTuhanan yang boleh disandarakan keselain Allah.
Pendidikan aqidah islam di dalam perspektif pelajaran a\tauhid, yang mengkaji ulang sesuatu yang telah terlupakan, denganpetunjuk suatu nama, dan pada mayoritas final pendidikan islam, yaitu ikhlas menyembah Allah yang Esa, mengetahui semua kehendak ibadat dan tingkah laku di dalam hidup, yang mana kehendak tersebut merupakan sesuatu yang di datangkan dengan tingkatan yang memang merupakan final, dan mengetahui perkara yang kita wajib berhati-hati dari segala penjelasan syirik dan kaidahnya, karena kita bias tergelincir dalam perubahan suatu nama untuk pendidikan islam, atau bsabab musabab, atau salah dalam memahaminya dan mengatakannya.
Disamping keinginan dari mempelajari agama islam, merupakan sesuatu yang di anggap penting dan permulaan perkara yang penting, karena adanya rasa tumbuh dan kebutuhan untuk memahami perkataan pada semua pelajaran, maka bagi pemula dianggap perlu mengetahui Qur’an dan mengagungkannya, karena merupakan kalam Allah, yang menjadi jalan keberuntungannya, dan mengetahuinya, serta memuliakannya, dan membenarkan perintahnya.
Dan telah dijelaskan tadi, seperti yang diisyaratkan kepada kita, sesunggunhnya bagi pemula untuk ikut kepada Nabi, karena Allah memerinyahkan untuk ikut kepadanya.
D.     Pendidikan tingkah laku pribadi islam dan kelompok dalam study fiqih      
Adapun study fiqh seperti yang telah dijelaskan,  yang kita teliti menurut dasar sari’at pendidikan islam, qowaid yang terperinci, yang diambil dari Qur’an dan sunnah, untuk menunjukkan metode ibadat dan tingkah laku yang diridoi Allah, untuk memperjelas tulang dari segumpal darah yang mengumpul, seperti yang diperintahkan oleh Allah, bahwa untuk membenarkan disegala pertemuan kita dengan orang-orang ahir. Dan wajib upah penuh selamanya dengan petunjuk suatu nama, berbakti kepada Allah, dan petunjuk hidayah Nabi, dan membenarkan takluk dan beribadat kepada Allah, karena kami menjadikan pelajaran ini semata-mata karena kaedah keikhlasan, menjaga dari sepinya menjaga, atau ilmu yang telah di fatwakan oleh manusia.
            H. Adapun study peradaban islam,
 adalah masalah baru yang prospeknya mencakup peradaban selain islam, untuk memperdalam kaedah islam atau memgamalkan suatu kemiringan di dalam individu yang mulai timbul atau permasalahan, serta menjauhkan dari mencegahnya dari berfikir pada suatumasalah, memikirkan Allah dengan kebingungan yang datang yang berbuah kebenaran, dan mendatangkan keseriusan ilmu, mdan ketetapan dalam kesungguhan beribadat, dan nisbat dari sunah adanya sifat kuat bertabi’at, dan sesekali mengundang suatu golongan, yaitu menginginkan untuk menananm dan mengikutu sahwat dengan sungguh-sungguh mengikuti, keluarnya sahwat tersebut dari fitrohnya dari bahaya suatu jiwa atau kelompok.  
Dan disisi lain mengundang keadilan suatu kelompok, yaitu menghendaki suatu hokum setan dan mengikutinya dalam kedzolimandi dalam keputusan hamba di dalam segi pekerjaan dan kekuatannya, sehingga hamba berbondong-bondong membenci manusia, menakutinya, seperti mereka takut kepada Allah, dan seterusnya, dan seterusnya….
Adapun peradaban islam merupakan penjelasan tentang panggilan orang kafir, dan kembali pada pemula`yang tenang dan kepuasan serta suka beribadat kepada Allah yang Esa, dan dengan mulianya syari’at dan sifat adil hakiki yang tidak ada dzat yang dail kecuali Dia, dan tidak ada orng yang beruntung kecuali ikut kepadanya.
Seperti yang kita blihat, disekeliling pendidikan islam dengan maknanya yang identik dengan lembaga pendidikan madrasah yang khususserta wajibmya mengamalkan pada kebenaran pendidikan islam yang maknanya sebagai pendidikan dunia, yang menunjukkan perkembangan abad orang muslim, yang membenarkan beribadat kepada Allah.
Adapun pendidikan yang berarti khusus merupakan kemuskilan pondasi yang dibangun oleh seorang muslim yang memulai pendidikan hidupnya pada daerah sekitarnya, karena di anggap menumbuhkan asumsi mulia dari gambaran rasional islam, dari sudut pandang keadaan, hidup, dan kebiasaan tingkah laku, dan kembalinya islam pada sang Rabb, aqidah, tauhid, syari’at, dan hadits-hadits Nabi.
Dan pada pondasi ini, dan dari sebagian kata-kata, orang islam membangun pola hidupnya dengan berfikir atau kembali kepada pribadi masing-masing atau masyarakat.
Maka dari itu, dengan membangun sarana pendidikan yang berupa maderasah, maksudnya di cerminkan kepada individu maupun masyarakat, dan menjadikannya suatu yayasan (nama) pada interior berdirinya maderasah tersebut, pada cermin dunia maupun tingkah laku berakhlak.
Dan itu semua menunjukkan sekeliling pendidikan yang menjadi petunjuk keadaan manusia terhadap agama yang benar, pedoman serta petunjuk dengan hokum-hukum pendidikan, dan keikhlasan diri untuk menyembah Allah.



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             










No comments:

Post a Comment